Yuk Lakukan Ini Agar Tak Bau Mulut Meski Berpuasa
Jakarta - Bau mulut kerap menjadi keluhan ketika berpuasa. Namun, bukan berarti bau mulut tidak bisa dicegah lho. Sebab, pada prinsipnya gaya hidup juga berperan penting untuk menjaga mulut tetap segar.
Seperti dirangkum detikHealth, berikut ini cara-cara yang bisa dilakukan agar mulut tetap segar sehingga terbebas dari bau mulut meski tengah berpuasa.
1. Sikat lidah dan gosok gigi dengan tepat
Prof drg Heriandi Sutadi, SpKGA(K), PhD, mengatakan penting menyikat gigi dan menggosok lidah. Menurut Prof Heriandi, bau mulut yang dihasilkan makanan dan minuman sebenarnya hanya bersifat sementara, namun ini akan sulit hilang jika cara menggosok giginya juga tidak benar.
Dia mengatakan, menggosok gigi paling baik dilakukan di depan kaca agar bisa dipastikan semua permukaan gigi tersikat bersih.
"Gosok semua permukaan, atas, samping dan akar gigi. Gunakan pasta sedikit karena pasta hanya untuk penyegaran. Gosok dengan sikat yang lunak selama tiga menit, misalkan. Cara menyikatnya dengan maju-mundur, atas-bawah, dan diputar melingkar semua permukaannya," urai Prof Heriandi.
2. Hindari makanan yang memicu gangguan pada lambung
Gangguan pada usus, lambung atau organ pencernaan lainnya dikatakan Prof Heriandi juga bisa memicu bau mulut. Kondisi ini, menurut Prof Heriandi memang biasanya terjadi pada bulan puasa, di mana perut kosong, asam lambung meningkat. Apalagi saat adanya regurgitasi asam lambung yaitu asam lambung yang keluar ke arah kerongkongan dan menyebabkan bau yang khas seperti protein dan zat besi.
Prof Heriandi menambahkan, faktor asupan juga mengambil peranan penting dalam memunculkan bau mulut. Sejumlah makanan yang bisa menimbulkan bau mulut saat masuk ke lambung di antaranya jengkol, pete, durian dan obat-obatan tertentu seperti obat mag.
"Obat mag mengandung zat logam atau alumunium sehingga dapat menimbulkan bau mulut seperti logam," katanya.
Sementara, Prof DR drg Melanie S.Djamil, MBiomed dari Fakultas Gigi Universitas Trisakti menuturkan buah dan sayur yang memiliki kandungan gas tinggi tidak direkomendasikan untuk disantap ketika sahur. Buah durian, sayur nangka, petai dan jengkol merupakan beberapa makanan yang sebaiknya dihindari agar terbebas bau mulut. "Untuk buah, sebaiknya hindari konsumsi nangka dan duren karena bisa memicu gas pada lambung. Pete dan jengkol juga sebaiknya dihindari," ungkapnya.
"Buah yang sangat baik dikonsumsi ketika bulan ramadhan adalah buah yang mengandung banyak air seperti semangka lalu jangan lupa konsumsi kurma karena mengandung gula baik yang sangat bagus untuk mengembalikan energi," kata Prof Melanie.
3. Cek kondisi kesehatan gigi dan mulut
Mengecek kondisi kesehatan gigi dan mulut juga penting lho dilakukan. Pasalnya, ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan bau mulut jadi tidak sedap. Pertama, infeksi hidung dan sinus. Contohnya sinusitis yang berada di antara hidung dan pipi.
"Baunya seperti nanah dan menyebar melalui rongga sampai ke mulut. Kedua, infeksi pada mulut. Dimulai infeksi dari gigi yang luka lalu menyebar ke akar dan baunya mengarah ke sinus dan berakhir di mulut. Selain itu, mulut yang kotor karena banyak karang gigi, jamur, dan bakteri yang berkembang juga bisa mengakibatkan munculnya bau tertentu," kata Prof Heriandi.
Tak hanya itu, dari gigi yang berlubang atau mati juga bisa mengeluarkan bau yaitu H2S (hidrogen sulfida) yang dipicu oleh akteri. Sebab ketika dipakai makan, makanan yang menempel di gigi berlubang tersebut akan berubah menjadi gas H2S.
"Baunya seperti campuran bau nanah dan jigong," imbuhnya.
Bahkan pada lidah yang mengalami perubahan warna pada permukaannya seperti warna putih atau kuning kecoklatan, maka itu berarti ada kotoran atau jamur yang dapat memicu bau. Dan jika ada air liur yang keluar, ini juga akan menyebabkan bau karena terkontaminasi oleh jamur atau bakteri di lidah.
"Bisa juga karena infeksi mulut, yaitu sariawan, atau radang gusi yang selama ini menjadi penyebab bau mulut seperti nanah," papar pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Ikatan Dokter Gigi Anak Indonesia (IDGAI) tersebut.
Ketiga, infeksi tenggorokan, contohnya amandel dan radang tenggorokan. Pada penderita radang tenggorokan, bau mulutnya juga khas, yaitu menyerupai percampuran antara darah dan nanah. Berikutnya, infeksi paru-paru semisal tuberkulosis (TBC) yang memicu bau hidrogen sulfida.
4. Banyak-banyak mengaji
Tidak makan dan minum selama berjam-jam membuat produksi saliva menurun. Nah, penurunan air liur ini akan menyebabkan rongga mulut dan cairan mukosa di dalam mulut juga menjadi berkurang.Jika produksi air liur menurun, maka kadar pH di dalam mulut juga akan menjadi turun dan menyebabkan mulut menjadi bau.
Nah, drg D. Yudha Rismanto, Sp Perio menyarankan untuk banyak-banyak mengaji saat puasa. Dengan mengaji maka seseorang bersuara, sehingga kelenjar saliva atau air liur akan dirangsang berproduksi.
Selain itu, menurutnya, berwudhu dan berkumur juga merupakan salah satu cara menetralkan asam atau kadar pH di mulut yang tadinya menurun.
Disarankan juga untuk mengurangi minuman yang mengandung soda dan kopi karena membuat kadar pH mulut menjadi lebih cepat turun. Selain itu, dianjurkan memperbanyak makan serat dari sayur dan buah-buahan, karena kandungan air di dalamnya membantu menjaga kadar air tubuh.
5. Banyak minum air putih
Prof Heriandi menganjurkan untuk minum banyak air putih di saat makan atau menjelang tidur untuk mengurangi kotoran pada gigi. "Lagipula jika tidak ada aktivitas di dalam mulut dan air ludah tidak keluar maka bakteri akan berkembang dan menjadi asam, reaksi ini menjadikan bakteri berkembang dan memicu bau mulut," terangnya.
Tetapi bila bau mulut tetap membandel meski segala cara telah dilakukan, mungkin saatnya Anda berkonsultasi kepada dokter untuk memastikan apa penyebab bau mulut Anda sesungguhnya. Sebab Prof Heriandi mengingatkan, bau mulut bisa jadi indikasi gangguan kesehatan tertentu seperti infeksi pada mulut ataupun paru-paru.
Demikian tipsnya semoga bermanfaat,JANGAN LUPA DIBAGIKAN YA jika merasa bermanfaat.
0 Response to "Yuk Lakukan Ini Agar Tak Bau Mulut Meski Berpuasa"
Posting Komentar